Minggu, 01 Mei 2011

KOTAK-KATIK: PERINGATAN HARI KARTINI

KOTAK-KATIK: PERINGATAN HARI KARTINI

Jumat, 29 April 2011

album foto 1 (proses belajar)


foto 1 :  foto bunga




foto 2 :  pohon berderet




foto 3 :  indahnya langitku




foto 4 :  beautifull green tree




foto 5 :  the sky of blue



foto 6 :  awan membara

Rabu, 27 April 2011

ITP (Idiopatic Thrombocytopenic Purpura )


Bagi ibu-ibu yang mempunyai anak berusia balita, tentu sudah sangat terbiasa melihat tingkah laku anak-anak kita yang sangat aktif. Yah..maklum,mereka sedang dalam masa pertumbuhan. Mungkin ibu-ibu juga sering melihat bagian dari tubuh anak kita tercinta yang mengalami memar/bengkak setelah mereka seharian bermain. Sebagian besar dari kita selalu menganggap hal itu terjadi karena putra/putri kita terbentur oleh sesuatu benda pada bagian tubuh yang memar/bengkak tersebut. Namun ternyata kita harus lebih waspada, karena ada kemungkinan bahwa memar/bengkak yang terjadi pada bagian tubuh mereka bukan karena benturan tetapi karena sebab lain.
      Kejadian ini kami alami saat si kakak (putra kami yang pertama biasa kami panggil dengan sebutan “kakak”) berusia 3,5 th. Pagi itu tiba – tiba tungkai kaki kakak yang sebelah kiri bengkak  dan memar. Saat  ditanya ,” sakit gak kak kakinya ?”dia jawab “enggak”, dan dia juga masih terlihat aktif bermain seperti biasa, main bersama teman – temannya juga bersepeda  tidak ada yang berbeda dari hari biasanya.Siang hari sepulang main waktu dilihat kakinya bengkaknya bertambah besar, bahkan sore harinya  tungkai  kaki yang sebelah kanannya juga bengkak dan memar. Kami amati selama dia melakukan kegiatan, dia  sama sekali tidak jatuh dan setelah kami periksa seluruh tubuhnya, ternyata di badannya banyak lebam – lebam yang lain dan juga bintik – bintik merah seperti bekas  gigitan  nyamuk tapi tidak hilang  saat diregangkan.
      Karena khawatir, kami membawanya untuk periksa di klinik dekat rumah. Menurut dokter yang melakukan pemeriksaan, kondisi anaknya tidak apa-apa cuma memar akibat benturan biasa. Dokter cuma memberikan obat untuk penghilang memar. Karena kurang yakin dengan analisa dokter, pagi harinya kami coba periksa di dokter anak pada salah satu rumah sakit swasta. Setelah memeriksa dan melihat kondisi anak kami, dokter langsung menyarankan untuk dilakukan cek darah, karena dikhawatirkan anak menderita ITP.
      Setelah hasil lab keluar, ternyata benar anakku menderita ITP. Semua sel – sel darahnya normal kecuali trombositnya yang tinggal 8.000 padahal ukuran normalnya minimal 150.000. Saat itu, juga dokter menganjurkan untuk dirawat inap untuk memulihkan jumlah trombositnya dan dokter juga berpesan untuk benar – benar menjaganya agar jangan sampai terkena benturan, apalagi di bagian kepala karena akan dapat berakibat fatal. Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah, jika terjadi luka dengan jumlah trombosit yang sangat sedikit, tubuh akan mudah mengalami pendarahan yang tidak mudah untuk berhenti. Jika terjadi luka atau benturan pada badan anak, pembuluh darahnya akan mudah pecah dan tidak segera berhenti ( kondisi itulah yang menyebabkan bengkak dan memar ditubuh anakku).
      Pemberian obat dilakukan dengan infus, itupun tidaklah mudah karena pembuluh darahnya yang sangat mudah pecah. Kedua tangannya sampai bengkak dan jarum infuse-pun masih belum bisa dimasukkan, sehingga jarum infus akhirnya dipasang dikaki.Hari pertama diopname trombosit belum naik malah turun dari 8.000 menjadi 5.000. Dokter pun menyarankan untuk diganti obatnya (lupa jenis obat apa yang diberikan oleh doker).
      Di hari kedua, Alhamdulillah kondisi trombositnya sudah ada peningkatan menjadi 7.000. Setiap hari anakku diambil darahnya untuk mengetahui jumlah trombositnya dan Alhamdulillah setiap hari selalu naik. Pada saat dirawat dokter juga menanyakan warna BAB-nya. Bingung juga, memang ada apa kok ditanya warna BAB-nya. Ternyata dokter khawatir ada pendarahan diususnya yang ditandai dengan warna BAB yang hitam. Ohhh …baru ingat, ternyata beberapa hari sebelum dirawat anakku BAB-nya berwarna hitam itu, itu tandanya karena ada pendarahan di ususnya. Waktu itu aku cuma berpikir, ini anak BAB-nya hitam banget, padahal dia gak habis makan coklat.
      Alhamdulillah setelah dirawat beberapa hari, BAB-nya sudah normal.Dokter juga menyarankan untuk banyak minum guna membantu meningkatkan trombositnya. Menurut dokter tidak harus jenis minuman tertentu, yang penting minum yang banyak.Setelah seminggu dirawat akhirnya anakku diperbolehkan pulang dengan jumlah trombosit 145.000. Dokter memberi obat (steroid) untuk meningkatkan trombosit.
      Meskipun ITP ditandai dengan memar dan bengkak pada tubuh, tetapi bukan selalu bengkak atau memar pada anak pasti kena ITP juga. Seperti anak keduaku, karena masih trauma dengan penyakit kakaknya sewaktu ada memar dibadannya langsung dibawa tes darah dan hasilnya Alhamdulillah normal. ITP juga bukan merupakan penyakit turunan atau menular.
Apa itu ITP (Idiopathic Trombocytopeni Purpura)?
Idiopathic artinya tidak diketahui penyebabnya. Trombocytopeni dapat diartikan darah merah yang tidak cukup memiliki kandungan trombosit, dan purpura berarti luka memar berlebihan. Dalam tubuh penderita ITP, komponen-komponen di dalam darahnya kondisinya normal kecuali trombosit.

      Ada 2 jenis ITP yaitu :

1.   ITP akut : jenis ini akan sembuh dalam waktu dibawah 6 bulan,sering terjadi pada  anak usia 2 – 8 tahun.
2.   ITP kronis : jenis ini akan sembuh lebih dari 6 bulan, biasanya menyerang wanita usia produktif yaitu dibawah 35 tahun. 

      ITP pada anak- anak umumnya termasuk type akut (lama waktu kurang dari 8 bulan).Biasanya dialami setelah ada kejadian infeksi virus dalam tubuh si anak. Pengobatan biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga sel darahnya normal lagi, kecuali kalau ternyata si anak menderita ITP jenis kronis maka perlu waktu yang lebih lama lagi untuk penyembuhanya. Seorang penderita ITP didalam tubuhnya membentuk antibody yang dapat menghancurkan sel – sel darah merahnya, sedangkan antibody sebenarnya bertugas untuk membunuh virus yang masuk kedalam tubuh.
      Pada umumnya ITP pada anak berbeda dengan dewasa.Sebagian penderita memiliki jumlah sel darah merah yang sangat rendah yang menyebabkan terjadinya pendarahan tiba – tiba,misalnya memar, gusi berdarah, mimisan dan pendarahan pada usus. Pada kasus orang dewasa jika pengobatan sudah tidak memberikan hasil  dapat dilakukan pengangkatan limpa.Limpa merupakan organ yang memproduksi sebagian antibody.
      Gejala ITP mirip dengan demam berdarah yang membedakan adalah proses terjadinya kerusakan trombosit. Pada demam berdarah disebabkan adanya infeksi kuman dengue, sedangkan ITP disebabkan antibody yang menghancurkan trombosit.Perbedaan lain ITP gejalanya berupa bercak – bercak kemerahan atau ruam kebiruan dikulit. Sedangkan demam berdarah bila sudah parah berupa bintik – bintik merah. Penderita demam berdarah juga mengalami demam dan penurunan trombosit tapi berlangsung normal dalam 8 hari. Sedangkan penderita ITP tidak mengalami demam dan trombosit rendah lebih dari 8 hari.    
      Demikian sekilas pengetahuan mengenai ITP, sehingga kita bisa lebih waspada terhadap kondisi putra putri kita pada saat mereka mengalami memar/bengkak pada bagian tubuhnya. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semuanya.  

By Desy Ratnaharyani
                         

Sabtu, 23 April 2011

PERINGATAN HARI KARTINI


Setiap bulan April, bangsa Indonesia selalu memperingati salah satu hari nasional kita, yaitu peringatan hari Kartini yang tepatnya jatuh pada tanggal 21 April setiap tahunnya. Sebenarnya , apa dan siapakah Ibu RA Kartini itu, yang setiap tahun selalu kita peringati yang terutama sekali yang selalu dikait-kaitkan dengan perkembangan emansipasi wanita.
      Peringatan yang kita lakukan setiap tanggal 21 April, selalu diwarnai dengan maraknya peragaan busana yang bernuansa adat, karnaval dengan menggunakan busana adat daerah, lomba pembacaan puisi, seminar tentang kewanitaan dan emansipasinya dan sebagainya. Namun untuk lebih mengetahui secara pasti, apa yang membuat beliau patut untuk kita kenang dan kita renungkan jasa dan pemikiran beliau, mungkin kita perlu mengenal lebih dekat, siapa dan bagaimanakah sosok dari Ibu Kartini itu.
      Ibu Kartini atau lebih tepatnya Ibu Raden Adjeng Kartini lahir di kota Jepara propinsi Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879,dan beliau meninggal di kota Rembang propinsi Jawa Tengah pada tanggal 17 September 1904 pada umur 25 tahun. Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
      Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, yang merupakan puteri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang bupati Jepara pada waktu itu. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, puteri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.
      Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
      Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
      Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satu sahabatnya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
      Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
      Karini melahirkan anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun, dan beliau dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
      Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
      Hasil karya pemikiran Ibu Kartini yang sampai dengan saat ini selalu menjadi acuan dan motivasi terutama untuk kalangan wanita Indonesia adalah merupakan kumpulan dari surat-surat yang dikirimkannya kepada para sahabat-sahabatnya yang berada di Belanda. Kumpulan surat-surat itu kemudian disusun menjadi sebuah buku dan diterbitkan menjadi sebuah karya yang berjudul “ Habis Gelap Terbitlah Terang”.
      Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
      Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.
      Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun ternyata cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.
      Saat sekarang ini, kita selalu memperingati hari Kartini dengan banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang sebenarnya hanya bersifat monoton. Kegiatan-kegiatan tersebut, hanya sebatas karnaval dengan menggunakan baju adat daerah, peragaan busana adat, pembacaan puisi tentang kartini dan beberapa kegiatan yang hanya bersifat formal. Pada tingkatan pendidikan dasar, peringatan tersebut mungkin cukup untuk mengenalkan kepada anak-anak kita untuk mengenal siapakah sosok dari RA Kartini, namun seharusnya apa yang kita lakukan bisa lebih dari itu.  

Selamat Hari kartini, dan selalu tetap bersemangat untuk meningkatkan emansipasi dari kaum wanita namun dengan tidak mengesampingkan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan di dalam ajaran agama.

Buat para Ibu-Ibu Indonesia


By Desy Ratnaharyani

Referensi :

Jumat, 22 April 2011

RESEP MASAKAN “UDANG MASAK KEMANGI”


Assalamu’alaikum rekan-rekan

Memasak bagi rekan-rekan wanita tentu merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan. Saya coba nich  untuk rekan-rekan semua, berbagi resep masakan ala ibu Desy. Tolong dibantu kalo ada masukan yang lebih asyik ya…

RESEP MASAKAN “UDANG MASAK KEMANGI”

BAHAN – BAHAN :
¼  Udang ukuran sedang
7 buah cabai rawit merah
20 lembar daun kemangi(sesuai selera)
1 btng sereh (ambil bagian dalam,iris tipis)
4 lembar daun jeruk
Garam dan gula secukupnya
2 sdm minyak untuk menumis
Air secukupnya

Bumbu dihaluskan  :
4 buah cabai merah
1 siung bawang  putih
2 siung bawang merah
2 butir kemiri
2 cm kunyit
2 cm jahe

Cara memasak:

Bersihkan udang cuci sampai bersih, panaskan minyak dalam wajan, tumis bumbu yang sudah dihaluskan. Kemudian masukkan batang sereh yang sudah diiris halus, daun jeruk dan cabai rawit masak sampai bumbu harum dan matang. Lalu tambahkan air garam dan gula dan kemudian tunggu sampai mendidih. Setelah itu masukkan udang dan terakhir daun kemangi masak sampai udang matang dan bumbu meresap dengan api yang kecil.


Tips:
Pilih bahan masakan yang benar – benar masih segar dan berkualitas baik, sebab akan sangat berpengaruhi  pada  hasil masakan yang dibuat, dengan menggunakan bahan yang segar  akan menghasilkan masakan yang lezat meskipun dengan bumbu yang minimalis dan tanpa memakai tambahan penyedap makanan.

Bagaimana teman-teman,…..mudahkan…..

Selamat mencoba dan menikmati

Wassalamu’alaikum wr wb

By Desy Ratnaharyani

RESTORAN PEMANCINGAN “MANG AJO”


Assalamu’alaikum teman-teman.

        Hari libur memang sangat menyenangkan, namun kadang- kadang hari libur bisa menjadi sangat membosankan apabila tidak diisi dengan suatu kegiatan. Ya, memang kadang-kadang kita berpikir harus mengisi hari libur dengan pergi ke suatu tempat yang cukup jauh dengan biaya yang cukup besar. Namun sebenarnya tidak juga harus seperti itu.
Ada alternative tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat tujuan untuk mengisi hari libur, dengan harga yang cukup murah dan tempat yang tidak terlalu jauh bagi yang tinggal di sekitar wilayah bekasi. Tempat itu adalah Restoran dan pemancingan Mang Ajo Karawang Barat. Untuk menuju ke lokasi, kita bisa masuk gerbang tol Cikarang kemudian keluar pintu tol Karawang Barat. Dari pintu tol sekitar kurang lebih 500 meter, posisi ada sebelah kanan jika kita menuju kota Karawang.
Di sekitar jalan dari pintu tol Karawang barat menuju lokasi restoran tersebut, di sisi kanan kiri akses jalan tol ini juga banyak restoran, tetapi Restoran mang Ajo merupakan alternative yang cukup bagus karena tempatnya cukup luas dimana anak-anak leluasa bermain. Di sini terdapat beberapa kolam ikan yang cukup besar yang dapat dipergunakan untuk memancing dan yang paling mengasikkan adalah memancing ikan emas.

Menu yang disajikan di Restoran ini adalah masakan khas Sunda. Menu masakan yang disajikan antara lain, nasi timbel, cah kangkung, tempe penyet, capcay, sambal+lalapan, jus alpuket, es klapa muda. Harga menu-menu tersebut tidak terlalu mahal dan cukup terjangkau dan rasanyapun juga cukup enak.
 Selain kita bisa menikmati masakan yang dihidangkan , bagi pengunjung yang membawa anak-anak, dapat mempergunakan fasilitas dan sarana yang disediakan oleh pengelola restoran ini, yaitu area play ground. Area play ground ini cukup luas dan menyediakan berbagai macam jenis permainan anak-anak. Permainan yang disediakan antara lain flying fox, panjat tali, jembatan bambu di atas kolam, jembatan titian dan lain-lain.
        Untuk orang dewasa, terutama bagi kaum pria yang mau memancing, tidak usah kwatir tidak punya alat. Pihak pengelola juga menyediakan alat-alat pancingan termasuk juga pakan atau umpan. Tidak mau repot bisa beli yang sudah jadi atau mau ngaduk sendiri juga boleh dengan membeli umpan yang setengah jadi. Sesuai selera kita bahkan jika takut tangannya kotor disekeliling banyak anak-anak kecil yang mau membantunya. Hitung-hitung amal dengan anak-anak di sekitar pemancingan. Jangan takut sekali ngaduk mereka cukup dikasih upah Rp. 2.000 rupiah itu saja mereka sudah senang sekali.

Alamat Restoran dan pemancingan Mang Ajo Karawang Barat adalah :
Restoran & Pemancingan Mang Ajo
Jl. Pintu Tol Karawang Barat
Telp.0267-644153, 644155
Buka:07.00 - 21.00

Silakan untuk mencobanya…...

Wassalamu’alaikum wr wb

By Desy Ratnaharyani

CANDI BOROBUDUR, SEBUAH TEMPAT WISATA DAN SUMBER BUDAYA


         Obyek wisata candi Borobudur, ya..mungkin hampir semua orang Indonesia pernah mendengar nama itu. Candi Borobudur memang merupakan salah satu tempat yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Borobudur merupakan suatu tempat bersejarah yang pernah masuk dalam katagori 7 keajaiban di dunia yang juga menjadi tempat wisata yang sangat menarik karena kondisi alamnya yang sangat indah. Borobudur juga merupakan tempat sumber budaya, di mana di dalam dalam dinding – dinding candi Borobudur banyak terdapat relief-relief yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada jaman dahulu dan di area candi Borobudur ini juga sering dilakukan pagelaran-pagelaran budaya, terutama yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
         Lokasi candi Borobudur terletak di daerah Borobudur kota Magelang propinsi Jawa Tengah. Lokasi candi adalah berjarak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi borobudur didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra
Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.
         Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamūlān yang disebut Bhūmisambhāra. Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.
Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka.
         Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar
 Salah satu ukiran/relief yang terdapat di dinding candi Borobudur Karmawibhangga. Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.
Relief selanjutnya disebut Lalitawistara. Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

         Selanjutnya adalah relief Jataka dan Awadana. Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.
         Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.
Di samping hiasan berupa relief yang banyak terdapat di dinding candi, di dalam area candi Borobudur juga terdapat banyak sekali patung yang mewujudkan symbol sang budha. Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi lotus serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu.
Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung , baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu. Pada bagian Arupadhatu (tiga pelataran melingkar), arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang (berlubang). Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak (kebanyakan tanpa kepala) dan 43 hilang (sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri).
         Demikian sekilas mengenai candi Borobudur, salah satu tempat yang merupakan kebanggaan dari bangsa Indonesia. Di candi Borobudur, selain kita dapat melepaskan kepenatan setelah beraktifitas rutin,  dan kita juga dapat mempelajari dan menggali kekayaan budaya bangsa Indonesia.


By Desy Ratnaharyani


Referensi
1.      Drs. R. Soekmono, (1973, 5th reprint edition in 1988). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hlm. 46. 
3.       Soekmono (1976), page 35–36.
4.      Hiram W. Woodward Jr. (1979). "Acquisition". Critical Inquiry 6 (2): 291–303. doi:10.1086/448048. 
5.      Roderick S. Bucknell and Martin Stuart-Fox (1995). The Twilight Language: Explorations in Buddhist Meditation and Symbolism. UK: Routledge. ISBN 0700702342. 
6.      Situs Wikipedia, Boorobudur

Template by : kendhin x-template.blogspot.com